RIAUMANDIRI.CO - La Nina menyebabkan peningkatan pola dan volume curah hujan hingga 70 persen. Hal itu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jawa Barat menyebut
Curah hujan yang tinggi dapat memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Jabar dan juga Bandung Raya.
Potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi adalah banjir atau banjir bandang dan tanah longsor. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga angin kencang atau puting beliung dan hujan es.
"Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20 hingga 70 persen," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu melalui keterangan tertulis, Jumat (12/11).
BMKG dan sebagian besar pusat layanan iklim internasional lainnya memprediksikan kondisi La Nina lemah-netral akan berlangsung hingga Mei 2022.
"Dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Maret 2022," kata Rahayu.
Selain itu wilayah Jawa Barat pada umumnya perlu berhati-hati.
Berdasarkan analisis data yang dimiliki, daerah terdampak kuat di wilayah Jawa Barat adalah wilayah Jawa Barat sebelah timur dan wilayah Jawa Barat bagian tengah.
Rahayu menuturkan, berdasarkan indeks ENSO pada akhir dasarian II Oktober tercatat sebesar -0,93, yang berarti La Nina dalam kondisi lemah.
BMKG Jabar memantau adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) di wilayah pengamatan Nino3,4 yang menunjukan nilai untuk memenuhi prasyarat terjadinya La Nina dan sudah berlangsung selama dua dasarian terakhir.